PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI SEKTOR UNGGULAN: PERSEPSI STAKEHOLDER
Studi Kasus: Kabupaten Aceh Besar
Abstract
Salah satu tujuan pengembangan wilayah adalah meningkatkan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat. Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang masih belum cukup maju dalam pengembangan wilayahnya jika dibandikan dengan kota/kabupaten tetangganya. Pengembangan wilayah melalui sektor yang ada cukup penting terutama Kabupaten Aceh Besar memiliki sektor beragam dalam wilayah administratif yang sangat luas yaitu 404,35 Km2. Pengembangan dapat dilakukan melalui sektor unggulan wilayah yang menggambarkan potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi dalam lingkup kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor unggulan daerah Kabupaten Aceh Besar, memetakan potensi dan peluangnya kemudian merekomendasikan pengembangan wilayahnya berdasarkan persepsi stakeholder. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data PDRB Kabupaten dan data primer berupa hasil wawancara. Sektor unggulan ditetapkan berdasarkan tiga tahapan analisis sektor ekonomi wilayah yaitu Location Quotient (LQ), Shift Share, analisis Klassen Typology. Kemudian pemetaan strategi dilakukan berdasarkan olahan hasil wawancara dan analisis SWOT. Hasil analisis sektor unggulan yang memiliki pertumbuhan serta konstribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Besar adalah kontruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor, sektor informasi dan komunikasi serta sektor real estat. Hasil dari analisis SWOT yang didapat berdasarkan pengolahan data sekunder dan wawancara dengan perwakilan stakeholder adalah sasaran pembangunan yang harus diprioritaskan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor antara lain, sektor konstruksi dengan mengembangkan inovasi teknologi BIM (Building Information Modelling), sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor dengan meningkatkan produksi komoditas yang berpotensi dan memiliki nilai jual tinggi, sektor transportasi dan pergudangan dengan melakukan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi dengan transportasi Kota Banda Aceh, kemudian sektor informasi dan komunikasi dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan informasi dan komunikasi, serta sektor real estat dengan melakukan pengendalian pembangunan perumahan agar jumlahnya tetap terkontrol.
Kata kunci : pengembangan wilayah, sektor unggulan
References
Arsyad. Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Edisi Pertama), Yogyakarta: BPFE.
Djakapermana, R. D. (2010). Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan Kesisteman. Bogor: IPB Press.
Hidayat, M., Darwin, R. (2017). Analisis Sektor Unggulan dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti. Jurnal Media Trend, 12(2), 156-167. https://journal.trunojoyo.ac.id/mediatrend/article/view/3081/2427
Rustiadi, Ernan, Dkk.(2011). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Rakyat.
Sirojuzilam dan Mahalli, K. (2010). Regional : pengembangan, perencanaan dan ekonomi. Medan: USU Press.
Sjafrizal. (2014). Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarigan. Robinson. 2007. Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Jalarta: PT. Bumi Aksara.