PRIORITAS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI KOTA PADANG (Studi Kasus : Pantai Bungus, Pantai Nirwana, Patai Pasir Jambak)

  • Nori Yusri Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bunghatta
  • Bakti Juni Erfando Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bung Hatta
  • Era Triana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta
Keywords: AHP, Perencanaan Wisata, Wisata Alam

Abstract

Pariwisata di Sumatera Barat khususnya di Kota Padang dari berbagai potensi objek wisata yang ada terutama sekali potensi objek wisata bahari yang potensial untuk dikembangkan. Pada penelitian ini penulis mengangkat 3 objek wisata bahari yang dijadikan kawasan studi, yaitu Pantai Bungus, Pantai Nirwana dan Pantai Pasir Jambak, dari ketiga objek wisata tersebut maka penulis mengangkat penelitian yang berjudul Prioritas Pengembangan Objek Wisata di Kota Padang. Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis studi adalah Metode Analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) yaitu menggunaan variabel ukur Daya Tarik (Attraction), Fasilitas (Amenity), Aksesibilitas (Accessibility), Kelembagaan (Ancilliary) ) yang terkait objek wisata. AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan suatu model yang memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk membangun gagasan, mendefinisikan masalah dengan membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. Perhitungan AHP dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan program Microsoft Excel maupun dengan Software Expert Choice. Namun dalam penelitian ini peneliti mengolah data menggunakan program Microsoft Excel untuk mengetahui prioritas pengembangan objek wisata di Kota Padang. Proses analisis metote AHP ada tiga tahan yaitu : (1) tujuan analisi : menentukan prioritas pengembangan objek wisata, (2) kriteria : daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, kelembagaan, (3) alternatif : pantai bungus, pantai nirwana, pantai pasir jambak. Maka dapat disimpulkan dari hasil nilai keseluruhan masing-masing alternatif objek wisata bahwa di Pantai Bungus (0,8633), Pantai Nirwana (0,0349) dan Pantai Pasir Jambak (0,1017). Maka Pantai yang lebih di prioritaskan pengembangan objek wisata yaitu Pantai Bungus dengan bobot (0,8633).

References

Marimin dan Maghfiroh, 2010, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok, IPB Press
Nori Yusri, Rini Asmariati, & Ridho Gusti Mardianto. (2019). RENCANA PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KREATIF SEBAGAI TUJUAN PARIWISATA (Studi Kasus: Kabupaten Pasaman). JURNAL REKAYASA, 8(2), 161-178.
Putra, G. B., Triana, E., & Yusri, N. (2019). PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA ALAM GUNUNG PADANG DI KOTA PADANG. Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta University, 2(3).
Ramsden, P., 2003, Learning to Teach in Higher Education, 2th.Ed, London & New York: Routledge
Saaty, L.T., dan Peniwati, K., 2008, Group Decision Making: Drawing Out and Reconcilling Differences, RWS Publications Pittsburgh
Saaty, R.W., 1988, Decision Making in Complex Environments, Pittsburgh.
Triana, E., & Nengah Tela. (2019). PENGEMBANGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL MINANGKABAU, SEBAGAI DESA WISATA BERBASIS BUDAYA DI NAGARI RAO-RAO, KABUPATEN TANAH DATAR. JURNAL REKAYASA, 8(2), 187-195.
Published
2019-11-28
How to Cite
Nori Yusri, Bakti Juni Erfando, & Era Triana. (2019). PRIORITAS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI KOTA PADANG (Studi Kasus : Pantai Bungus, Pantai Nirwana, Patai Pasir Jambak). JURNAL REKAYASA, 9(1), 54-63. https://doi.org/10.37037/jrftsp.v9i1.37