KAJIAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN TINGKAT KERENTANAN ABRASI PANTAI DI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG
Abstract
Haryani (2012, 2018) di wilayah pesisir Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2003-2016 telah terjadi bencana abrasi pantai dan akresi di 32 titik. Pada kurun waktu 13 tahun tersebut telah terjadi abrasi pantai seluas 732.69 ha dan akresi pantai seluas 55,4 ha. Bencana abrasi pantai menyebabkan berkurangnya daratan pantai yang cukup besar yaitu rata-rata 56,3 ha/tahun, sedangkan penambahan daratan pantai/pesisir hanya 4,26 ha/tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tingkat kerentanan abrasi pantai di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Parameter fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan dianalisis dengan menggunakan metode skoring sesuai Perka BNPB No. 2 Tahun 2012. Hasil penelitian didapat tingkat kerentanan Sedang berada di 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Pasie Nan Tigo dan Kelurahan Parupuk Tabing dengan indek 1,74. Upaya mitigasi yang dilakukan adalah pengaturan kepadatan bangunan, pemanfaatan lahan harus dibatasi agar tidak terjadi kerugiaan lahan yang lebih banyak/luas dan memanfaan lahan dengan memperhatikan pola ruang/peruntukan lahan sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Kota Padang. Tingkat kerentanan Rendah berada di Kelurahan Bungo Pasang dengan indek 1. Upaya mitigasi bencana abrasi dan araahan penataan ruang yang dapat dilakukan pada tingkat kerentanan rendah ini adalah mempertahankan guna lahan dengan memperhatikan pola ruang/peruntukan lahan/ruang sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Kota Padang.
References
Bappeda Padang. (2018). Revisi RTRW Padang 2010-2030.
BNPB.( 2016). Penurunaan Indeks Resiko Bencana di Indonesia. 14 Desember 2016.
Departemen Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai
Di Kawasan Perkotaan.
Fakhruddin, S. H. M., & Rahman, J. (2015). Coping with coastal risk and vulnerabilities in Bangladesh. International Journal of Disaster Risk Reduction,
12, 112–118. doi:10.1016/j.ijdrr.2014.12.008.
Forster, J., Lake, I. R., Watkinson, A. R., & Gill, J. A. (2014). Marine dependent livelihoods and resilience to environmental change: A case study of Anguilla. Marine Policy, 45, 204–212. doi:10.1016/j.marpol.2013.10.017.
Haryani .(2012). Model Mitigasi Bencana Di Wilayah Pesisir Dengan Pemberdayaan
Masyarakat. Jurnal Nasional Tataloka. ISSN 0852-7458. Vol.14 No.3 Agustus.
Haryani, Agus Irianto, Nurhasan Syah. (2018). Coastal Abrasion and Accretion Studies of West Sumatera Province in Period 2003-2016. Journal of Environmental Science and Engineering A 7. 22-29.
Haryani (2014). Potensi Pengembangan Atraksi Wisata kampung Nelayan Pasie Nan Tigo Kota Padang Ditengah Ancaman Bencana Abrasi dan Banjir, Journal Mimbar,Vol.30,No.2.
Haryani, Huda,Nurul. (2016). Potensi Pengembangan Wisata Kampung Nelayan dengan Partisipasi Masyarakat sebagai destinasi Wisata baru, National Conference of Applied engineering, Business and information Teknology, Politeknik Negeri Padang.pp. 167-176.ISSN 2541-111.
Haryani, Agus Irianto, Nurhasan Syah, Eri Barlian.(2020). Management Model for Coastal Areas Threatened by Abrasion Community based in the Pariaman City West Sumatera Province, Indonesia. International Journal of Innovative Science, Engineering & Technology, Vol. 7 Issue 5, May.
Haryani, Fernandito.(2019). Kajian Daya Dukung Permukiman Berdasarkan Faktor
Kebencanaan Di Kecamatan Pariaman Tengah, 6th Ace Conference. 29 Oktober
2019, Padang, Sumatra Barat.
Haryani, Agus Irianto, Nurhasan Syah. (2019).Assessment Of Land Support As Direction Of Land Development Central Pariaman District Sumatra Journal Of Disaster, Geography And Geography Education, December, 2019, Vol. 3, No. 2, Pp.70-76 Disaster, Geography, Geography Education.
Haryani, Agus Irianto, Nurhasan Syah. (2018). Study Of Coastal Abrasion Disasters And Their Causes In Pariaman City. Iop Conference Series: Earth And Environmental Science 314 012009.
Harrison, R., Thierfelder., Baudron, C., Chinwada, P., Midega, C., Schaffner, U., Van Den Berg, J. (2019). Agro-Ecological Options For Fall Armyworm (Spodoptera Frugiperda Je Smith) Management: Providing Low-Cost, Smallholder Friendly Solutions To An Invasive Pest. Journal Of Environmental Management, Vol. 243, No. 23. Pp. 318-330.
Istijono,Bambang.(2013). Tinjauan Lingkungan dan Penanggulangan Abrasi Pantai
Padang, Sumatera Barat. Jurnal Rekayasa Sipil. Vol. 9 No. 2 Oktober.
Kay, R. C., & Alder, J.(2005). Coastal planning and management. London: E&F Spon. Mileti, D. S., & Peek-Gottschlich, L. (2001). Hazards and sustainable development in
the United States. Risk Management, 3(1), 61–70. doi:10.1057/palgrave.rm.8240077.
Muhamad Fajar Pramono, Setiawan Bin Lahuri,Mohammad Ghozali. (2020). Disaster
Resilient Village Based On Sociocultural Aspect In Ponorogo. Mimbar, Vol. 36
No. 1st (2020) Pp. 63-73.
Osbahr, H., Twyman, C., Adger, W. N., & Thomas, D. S. G. (2008). Effective livelihood adaptation to climate change disturbance: Scale dimensions of practice in Mozambique. Geoforum, 39(6), 1951–1964. doi:10.1016/j.geoforum.2008.07.010.
Peraturan Kepala BNPB No.2 Tahun 2012. (2012). Pedoman Umum Pengkajian
Resiko Bencana, Konsep-konsep Mitigasi Bencana.
Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Batas Sempadan Pantai. PP No.16/2004 Tanah Tumbuh.
Santoso M.B., Buchari A., Darmawan, I. (2018). Mekanisme Masyarakat Lokal Dalam
Mengenali Bencana Di Kabupaten Garut, Jurnal Social Work, Vol. 8, No. 2, Pp.
142-149.
Shah, K. U., Dulal, H. B., Johnson, C., & Baptiste, A. (2013). Understanding livelihood vulnerability to climate change: Applying the livelihood vulnerability index in Trinidad and Tobago. Geoforum, 47, 125–137. doi:10.1016/j.geoforum.2013.04.004.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007. (2007). Penanggulangan Bencana. Departemen
Dalam Negeri. Jakarta.